![]() |
Sam Barrera and Margaret Pascual | Photo is taken with Sam Barrera's phone by Me |
Hi, Guys...pertama-tama saya ingin mengucapkan Selamat Hari Jadi untuk ASEAN yang ke-49. Saya meminjam hari istimewa ini untuk salah satunya mewujudkan niatan saya untuk belajar menulis. So, here it is....
Bertemu dengan Guru-guru ASEAN
Dua hari yang lalu, tanggal 6 Agustus 2016, kami mengadakan pameran foto yang bertajuk "ASEAN Community 2015 and Beyond". Pameran ini bertujuan mengangkat keberagaman masyarakat ASEAN dan bagaimana 49 tahun ini ASEAN telah berhasil menjaga perdamaian di kawasannya. Pada kesempatan ini, saya bertemu guru-guru yang luar biasa dari Filipina. Mereka adalah Sam dan Margaret. Sam dan Margaret adalah guru musik. Sam mengajar kelas 1-3 SD, sedangkan Margaret mengajar seluruh kelas. Mereka berdua memiliki suara emas.
Tantangan Bekerja di Negeri Orang
Tentunya pekerjaan sebagai guru bukan hal yang mudah. Beberapa pengalaman mereka ceritakan. "Kids are sometimes can be so rude. They will speak out loud if they dont like you, they dont like the song. Sir, Your songs are suck. They will tell it to your face." kata Sam. "But I always can control the situation, and understand how they should be treated." Saya menanyakan kepada Sam, adakah kesulitan yang ia temui ketika menjalani proses adminsitrasi untuk menjadi seorang guru di Indonesia. Sam mengatakan, sekolahnya sangat membantu sehingga ia selalu mendapatkan kelancaran. Sam mengatakan, bahwa Indonesia adalah rumah kedua baginya. Indonesia dan Filipina sangat mirip. Karakter orangnya juga ramah-ramah.
Guru dan Mutual Recognition Agreement
Guru merupakan profesi yang belum memiliki Mutual Recognition Agreement di ASEAN. Saat ini, sudah ada beberapa profesi yang memiliki MRA, antara lain : MRA on Engineering Services (9 December 2005);
MRA on Nursing Services (8 December 2006);
MRA on Architectural Services and Framework Arrangement for the Mutual
Recognition of Surveying Qualifications (19 November 2007);
MRA on Medical Practitioners and MRA on Dental Practitioners (26 February
2009);
MRA Framework on Accountancy Services (26 February 2009) and subsequently
as MRA on Accountancy Services (13 November 2014); and
MRA on Tourism Professionals (9 November 2012). MRA ini kurang lebih terkait dengan penyetaraan standar dan sertifikasi sehingga individu yang telah memiliki sertifikat dapat bekerja dengan lebih leluasa di negara-negara ASEAN. Bagaimana jika tidak memiliki sertifikas MRA? Kita tetap bisa bekerja. Selama ada organisasi atau lembaga yang mau memperkerjakan kita dan kita lolos kualifikasinya, semua bisa bekerja lintas negara. Nah, untuk bisa bekerja lintas ASEAN, tentunya guru-guru kita harus meningkatkan kompetensi serrta kemampuan bahasa asing terutama bahasa Inggrisnya.
Menjadi Guru di Asia Tenggara
Dengan meningkatnya kesejahteraan penduduk, permintaan akan sekolah berstandar internasional pun meningkat. Salah satu kriteria "internasional" adalah berbahasa Inggris, dan bahasa asing lain tentunya. Filipina melihat hal ini sebagai potensi bagi guru-gurunya. Sam menceritakan bahwa sekolahnya sangat membantu dalam proses administrasinya di Indonesia. Sam yang tadinya hanya ingin bekerja 2 tahun, tanpa terasa sudah 12 tahun di Indonesia. Indonesia sebetulnya tidak masuk dalam 5 negara dengan gaji guru PNS tertinggi. 5 Negara ASEAN dengan gaji guru terbaik antara lain: 1. Brunei - Rp. 24.237.875, 2. Malaysia - Rp. 24.237.875 , 3. Malaysia- Rp. 22.460.047, 4. Thailand- 12.244.687, 5 Filipina- Rp. 10.384.363 per bulan. Di Indonesia, Guru PNS 3a setara S1/DIV bergaji kurang lebih jika dijumlah dengan tunjangan gaji dan tunjangan sertifikasi adalah 6 juta. Jadi, sebetulnya peluang untuk menjadi guru di Asia Tenggara cukup menjanjikan.
Guru Pelita Bangsa
Guru merupakan penuntun masa depan bangsa. Tanpa pengajar-pengajar yang baik, kepada siapakah generasi muda dipercayakan? Hal ini menjadi renungan bagi saya. Ketika kita akan menyetir mobil, kita diharuskan memiliki surat ijin mengemudi, agar kita tidak membahayakan orang lain. Bandingkan dengan memiliki anak. Tanpa surat ijin, tanpa kursus, tanpa persyaratan. Di Indonesia, persyaratan yang umum untuk memiliki anak adalah sudah menikah, dan atau mampu secara ekonomi, sehat jasmani rohani. Ketika banyak orang tua yang melahirkan namun kurang piawai dalam membesarkan anak, guru-guru di sekolahlah yang jadi andalan dalam mendidik masa depan sebuah bangsa untuk menjadi orang-orang yang bertanggung jawab, berkontribusi bagi bangsa, bermoral, dan lainnya. Bintang - bintang akan terlihat lebih jelas pada saat malam yang paling gelap. Di masa-masa yang sulit ini, akan selalu ada penerang bagi jalan kita.
Tulisan ini didedikasikan untuk guru-guru yang memberikan hidupnya bagi masa depan Bangsa-bangsa di Asia Tenggara, dan seluruh pelosok bumi. Teruslah berkarya.
sumber:
- http://www.asean.org/storage/images/2015/October/outreach-document/Edited%20MRA%20Services-2.pdf
- http://www.philstar.com/headlines/2013/10/04/1241472/indonesia-needs-english-speaking-teachers-phl
- http://ufti.weebly.com/opportunities.html
- http://info-menarik.net/perbandingan-gaji-guru-pns-tertinggi/
- http://news.okezone.com/read/2016/08/07/65/1457225/mendikbud-indonesia-tak-kekurangan-guru
Komentar
Posting Komentar