Life is So Kind : Birthday and inspiration


4 September 2015 adalah Ulang Tahun Ibu Spica Tutuhatunewa, Direktur kesayangan kami. Beliau dan Sekdilu 39 memiliki hubungan yang istimewa karena kami adalah satu-satunya angkatan yang dididik sepenuhnya oleh Ibu Spica, sebelum moratorium lima tahun. Menjadi tanggungjawab kami untuk membanggakan Ibu Spica. 
Kesan pertama beliau adalah galak dan jarang senyum. Namun, stay for a while you will find that she is funny, kind, religious, virtuous, and you will fall for her. She is Sassy! 
Kalau temen-temen nonton Inside out, bagi saya...Ibu Spica adalah orang yang membentuk core personality saya. Membangun sebuah dunia dalam kepribadian saya, The Diplomacy land. Bu Spica bilang bahwa: "Seorang diplomat harus dikenal dari kemampuannya, bukan dari roknya yang pendek. Kalian yang dari non Hubungan Internasional harus bisa menunjukkan bahwa kalian juga mampu. Karena saya adalah bukti hidupnya."

Waktu syukuran ulang tahun beliau, beliau bilang bahwa tiga tahun berturut-turut Tuhan memberikan penghiburan bagi beliau. Karena mungkin Tuhan tahu bahwa berada di sini adalah sebuah tantangan tersendiri bagi beliau. 

Ulang tahun sebetulnya sering membuat saya was-was...pasalnya ulang tahun- ulang tahun terdahulu sering membawa kesialan. hahhaha..ulang tahun ke 17, saya cuci piring di rumah. Ulang tahun ke 23, saya putus sama pacar. Ya syukurlah ya putus...bukan rejeki dia jadi suami diplomat.hahahah.... ulang tahun baru mulai menyenangkan ketika tahun 2013 saya berada di Solo, bersama teknisi dari Myanmar. tahun 2014, Saya mendapat kesempatan untuk pergi ke Bali dan bertemu Ban Kim Moon dalam UNAOC yang ke 6. Tahun 2015, saya mendapatkan 79 teman yang luar biasa. Kami adalah kawanan yang berburu bersama. I love them so much.
Siang harinya, Bapak Duta Besar Rezlan Jenie, Duta Besar pembimbing kami, bersedia untuk pergi ke Cafe untuk merayakan ulang tahun saya. Terimakasih Bapak Dubes, saya tersanjung sekali. :D
Bapak Dubes Rezlan keren sekali lho...beliau adalah pendahulu bapak Marty Natalegawa sebagai Permanent Representative of Indonesia to the United Nations.


Sudah 6 bulan saya tidak pulang ke kampung halaman. Bukan Bang Thoyib yaaa...tapi latihan supaya kelak kalau penempatan sudah terbiasa. Banyak hal baru yang saya pelajari di Sekdilu. Banyak isu seperti keamanan regional, diplomasi maritim, hubungan multilateral dan bilateral dengan berbagai negara, pengungsi dan pencari suaka, juga belajar karawitan serta ballroom.

Banyak perempuan hebat di Kemlu. Saya belajar suatu hal. Pasangan hidup bukanlah parameter kebahagiaan. Masih banyak hal yang harus saya raih. Pendidikan, karir, petualangan, masih banyak yang harus dilakukan.

Banyak tokoh mengagumkan yang kami temui di Kemlu. Bapak Havas Oegroseno, Bapak Hasyim Djalal adalah brilliant minds yang menginspirasi. Suatu saat saya ingin menjadi seorang ahli seperti Bapak Hasyim. 81 tahun dan semua isi fikirannya yang mengagumkan.
Sampai jumpa lagi semua. Semoga semesta mempertemukan kita lagi.


Hugs and Kisses





Komentar